Cerita sex-prediksi togel -berita-bandar togel terpercaya

MAJALAH DEWASA

Cerita Dewasa digoda Preman Kampung

Aku masih berumur 16 tahun entar dalam dua bulan aku menginjak usia ke 17 tahun saat ini aku masih kelas 2 SMA tinggi badanku 160 cm aku memiliki ukuran bra 34 B aku juga terlalu memikirkan besar buah dadaku, aku terlahir di lingkungan yang baik dimana aku belum mengerti soal seks sampai suatu ketika peristiwa itu terjadi pada diriku.


Sebenarnya aku sedikit khawatir karena jalan tersebut biasanya cukup sepi apa lagi pada pukul
5 sore seperti ini. Aku pulang telat karena ada acara osis setelah pulang sekolah tadi.

“hai neng cantik.” celetuk seorang yang sepertinya preman.

Aku tak menghiraukannya dan berjalan lebih cepat.

“yah cantik-cantik kok sombong sih neng ” katanya lagi dan berjalan mengikutiku dari belakang.

Aku berlari menjauhi dia dan setelah beberapa meter aku mencoba menoleh kebelakang untungnya orang itu sudah tidak kelihatan.

“huhh untung aja gak ngikutin.” pikirku

Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulutku dan kemudian tubuhku juga di tangkapnya sehingga aku tidak dapat bergerak. Aku berusaha meronta ronta tapi apa daya tubuh kecilku tak berpengaruh sama sekali mengahadapi tubuh kekarnya.

Dia menyeretku menuju sebuah gedung yang sudah tidak terpakai lagi sehingga dan daerah di sekitarnya juga tak ada pemukiman.

Setelah memasuki gedung tersebut dia membawaku masuk k sebuah ruangan. Cukup besar juga 5×6 meter dan juga terdapat sofa dan meja meskipun terlihat kotor dan rapuh. Aku di lemparkannya ke sofa tersebut.

“aaww..”aku teriak kesakitan

Walaupun itu sofa sudah banyak sobek di sana sini serta cukup keras sehingga membuat badanku kesakitan apa lagi sedari tadi aku d bekap dengan keras oleh dia.

“tenang aja cantik ga bakal sakit kok kalau kamu ga ngelawan.”

“saya mohon pak lepaskan saya, akan saya beri semua uang saya.” sambil terisak menangis

“aku lagi ga butuh uangmu aku butuh kamu sayang” dia mendekati sofa yang kududuki.

Dengan tubuh kesakitan aku mencoba bangkit berlari tapi refleknya cukup cepat dan mendorongku lg k sofa.
“jangann pak aku mohon..”

“tenang aja neng enak kok.” dia memelukku dengan tubuh gelap dan kekarnya serta tato d sebagian tubuhnya. Dia memiliki wajah sangar yang menyeramkan.

“lepas kan paak..” aku berusaha memberontak. Tapi dia terus memelukku dengan erat serta mencoba menciumiku.

“Emmhhh mhh” aku menutup bibirku erat-erat tapi dia terus menciumiku dan memegang daguku dengan keras sehingga memaksa mulutku terbuka

“ehmm mhh..”

“hsmmm..”

Dia terus menciumi bibirku serta menjilati mulutku.

Aku berusaha menolaknya tapi lama kelamaan ada perasaan aneh dalam diriku jantungku berdebar debar perasaan aneh yang blum pernah kurasakan.

Lama kelamaan aku tanpa sengaja menikmati ciuman tersebut.

“hmmm ssshh.”

Entah kenapa tanpa sadar aku membalas ciumannya. Kami saling melumat aku memejamkan mataku menikmati setiap mili mulutku di jelajahi lidahnya. Lidah Kami saling berpautan.

“Hmm gimana enak kan neng ciumannya..”

Bagai dismbar petir asetelah mendengar hal tersebut kesdaranku kembali dengan jantung yang masih berdebar aku mendorongnya kemudian lari tapi baru sampai pintu dia menarik kerudungku sehingga aku terjatuh kebelakang.

“auuuh..” aku mengalami benturan yang cukup keras di kepala sehingga membuatku sedikit pusing.

“makanya jangan lari aku gak bakal main kasar kok kalau kamu nurutin aku.” membawaku ke sofa lg.

Dengan benturan di kepala membuat aku tak berdaya. Preman itu mengeluarkan pisau dari pinggangnya dan mengarahkan tepat di depan leherku.

“oke sekarang kita rubah aturanya kalau sampe kamu ngelawan lagi jangan salahkan aku kalau pisau ini menancap pada lehermu.”

aku semakin ketakuan. “hi hihi.. iya pak.” Dengan sedikit menahan air mataku.

“ohh iya jangan panggil pak panggil aja mas, oh iya nama kamu siapa cantik”
“hiks.. Na nama saya Nia mas”
“wah cantik juga ya namanya kayak wajahnya.” preman itu membelai pipiku

“hiks hiks hiks” aku terus menangis.

“udah dong cantik jangan nangis apa mau pisau tadi
lagi”

“eh eh iya mas” aku berusaha menahan air mataku.

Nah gitu kan bagus ayo senyum pasti kamu cantik.

Dengan sedikit di paksakan aku berusaha untuk tersenyum.

“wahh wahh manis banget kamu rejeki nomplok emang nih” katanya tertawa. Dia meraba payudaraku.

“wah gede nih gak nyangka dapet bonus toge nih.” lanjutnya
tertawa.

“shh hhh..” preman itu mulai meremas remas pada awalnya aku merasa risih tapi lama kelamaan perasaan geli dan aneh mulai muncul.

“huhh mas udaahh hhh”

“udah apanya sayang.”

“itu tangannya.”

“emang knp tanganku?”

“remas hhh geli masss”

“tapi enakkan”

Aku memejamkan mata dan mendesah tanpa sadar menikmati remasan tersebut.

Ketika aku membuka mata ternyata kancing seragamku sudah terbuka semua dengan reflek aku menutup payudaraku yang masih tertutup bra biru muda.

“eh eh tangannya awas apa km mau pisau”

Dengan terpaksa aku menurunkan tanganku dan dengan leluasa dia memandangi payudaraku.

“ukuran berapa nih neng” preman itu melanjutkan meremas payudaraku dengan hanya terhalangi bra.

“hhh gatau mass”

“ayo jujur kalau gak kamu tau kan akibatny”

“shhh ii.. iya iya emmhh.. 34C.”

“wah mantep nih apa lg klu di kenyot.” Dia langsung menyingkap braku ke atas sehingga memperlihatkan pemandangan indah dua buah gunung kembar denag puting yg berwarna sedikit merah muda. Dan dengan puncak yang berdiri tegang.

“eneng udah sange ya tegang gini putingnya enak ya?”

Dia menghisap puting sebelah kiriku. Terus menghisap dan sesekali menggigit membuatku tak berdaya hanya bisa mendesah dan meremas sofa tersebut.

“jawab dong kalau aku tanya!!” perintahnya

“ehh ii iya bang”

“iya apanya”

“shhhh iya enak mas” dengan wajah merah padam dan malu-malu aku berkata seperti itu.

“nah gitu dong” dia lanjut mnghisap putingku dan memainkan yg sblah kanan

Hal tersebut membuatku tak karuan hanya desahan yang keluar dari mulutku. Perasaan aneh yang tak pernah kurasakan.
Setelah puas dengan dadaku dia trus menciumi perutku. Dan kemudian dia menuruhku untuk melepaskan rok abu-abuku. Aku sangat takut karna jika aku lakukan hal itu maka semua hal tersebut akan terjadi. Melihat aku yg sedikit ragu dia ganti menyuruhku untuk mengulum penisnya.

Aku kaget bukan kepalang. Aku bahkan tidak tau bagai mana caranya.

Dia menyuruhku jongkok d depan sofa tmpat dia duduk dan menyuruh melepaskan celananya. Aku ragu tp dia menarik tnganku tepat di gundukan yg menyembul di selangkangannya.

Awalnya mengusap usap kemudian dia mnurunkan clananya sehingga nampak penis hitamnya yg berdiri tegak di hadapanku aku belum pernah melihat benda itu dan membuatku merinding.

“wah kok takut gitu gak pernah liat ya”

Dia menyuruhku mengocok dengan tangannya.

“sshhh enakk hh ada bakat kamu pinter ngocok”

Aku terus mengocoknya

“sekarang ciumin!” perintahnya.

Dengan ragu aku mencium ujung penisnya yg mengeluarkan cairan bening dengan rasa takut. Aku menciumi seluruh batang itu.

” ayo sekarang hisap”

Dengan tiba-tiba dia memasukkan penisnya kedalam mulutku.

“uhhhkk” aku kaget dan bingung.

“hisap!”

Dengan takut aku mulai mengisapnya. Ada rasa asin dan rasa aneh bercampur. Beberapa menit aku menghisapnya hingga menjadi terbiasa dengan rasa dan bau itu. Aku juga menggerakkn kpalaku maju mundur serta meenjilati ujung penisnya.

Prasaan jijik dan takut yg sebelumnya kini sirna semua tergantikan dengan prasaan aneh yang membuatku kecanduan.

“shhhh dasar lonte ternyata doyan juga lo.”

Kata kata kasarnya entah kenapa membuatku semakin bergairah menghisap penisnya

“ahh ahh terus say”

Dia memegang kepalaku dang menggerakkan pinggulnya hingga membuatku tersedak.

“ahh nia gue kelau ahss..”

Cairan kental dan terasa aneh memenuhi mulutku

“telan semua awas kalau ada yang lo keluarin”

Mendengar itu dengan terpaksa aku menelan semua carian yang terasa aneh tersebut.

“glekk glekk”.

Kemudia menjilati sisa sisa carian di ujung penisnya.

“wah lu pinter juga ya bakat ngoral jg lu.”

Saat aku berdiri dia lansung mendorongku duduk d kursi dan jongkok d depanku kemudian menarik keatas rok ku hingga celana dalamku kelihatan.

“wah wah lo basah juga ya.”

“kasian nih kalau cd lo basah mending gue lepas ya” dia menarik trun dan entah kenapa aku reflek menaikkan bokongku saat dia menurunkan cd ku.

“wah mememku cantik bener nih”

aku berusaha menutup kakiku tp lngsung d halanginya.

Dia menciumin pahaku pangkal paha dan d sekitar vaginaku. Dan terakhir dia menciuminya.

“ahhhh sshhh..”

Rasa geli aneh dan nikmat bercampur menjadi satu. Desahanku trus mnjadi jadi karena rasa nikmat yg amat sangt. Aku menggeleng gelengkan kepala merasakan hal itu.

Di ciumi dan di jilati tempat itu

“slurrrp sllurrpp”

“ahhhss udah bangg hhh..”

Dia terus menjilatinya dan memasukan jari k vaginaku dan mengocoknya.

“ohh bang udah bangg hh aku udahh”

Aku meracau tak karuan

Dan akhirnya. “aaaahhhhh.

Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan.

Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan.

Semua cairanku di telannya tanpa tersisa. Di jilatinya vaginaku

“huhh ooohhhh..”

tubuhku langsung terkulai lemas.

“wah wah wah.. Ternyata lo kluar enakkan?”
tanyanya smbil tertawa

Aku menutup wajahku yang merah padam. Aku tidak menyangka bakal menikmati hal memalukan tersebut.
Tiba” preman itu melebarkan kakiku yang masih lemas. Dan mendekatkan penisnya ke vaginaku. Dia menggesekkan penisnya hingga membuatku merasa aneh lagi.

“ahh bang udah bang”

“apanya yg udah an neng”

“itu emm jgn d gsekin lg bang lepasin saya”

“wah wah jadi km udah pngen ya oke deh”

dia menempatkan penisnya tepat d depan lubangku. Perlahan aku merasakan batang penis itu masuk

“aahhh bangg..”

mulai menyeruak masuk. Hingga setengah. Dia langsung menghentakkan pinggulnya dan *blesss*

“aaaaww.. Sakittt”

Batang penis itu mengisi setiap tempat di vaginaku. Benda yang panjang itu merobek selaput dara yg slama ini aku jaga.

Aku mencakar punggungnya karena kesakitan dan reflek air mataku menetes menahin sakit tersebut.

“udah neng sakitnya cuma bntar kok ntr abang bikin enak” dia menahan penisnya d vaginaku. Terasa penuh dan panas.

Beberapa saat kemudian dia menggerakkan pinggulnya.

“ahhh aww ohh…”

Dia terus menggerakkan pinggulnya. Sekali dua kali dan kmudian smakin lancar meski pada awalnya agak perih tapi lama kelamaan rasa perih itu hilang dan berganti dengan perasaan aneh dak nikmat. Erangan
kesakitanku kini berubah menjadi desahan kenikmatan.

“ahh ahh hahh”

dia terus menggenjotku dan meciumi bibirku dan ku sambut dengan membalas ciuman.

“huhh bener” makjos deh memek lu”

“sshhh hhh terus bang hhh”

“ahh kenapa enak ya”

“ooohhss iya bang terus ahh”

aku ikut menggerakkan pinggulku.

Beberapa saat kemudian dia mengajak ganti gaya dengan doggy style.

“plokk plokk plookk.” suara hentakan pahanya dengan pantatku.

Dan semakin terasa nikmat.

dia menciumi leherku, Meremas dadaku dari blakang.

“ahhh bang ayo bang truss ahhh…”

entah kesadaranku hilang kemana, aku menguarkan kata kata yg memalukan aku terus menggoyangkan pinggulku seirama dengan gerakannya

“assshh bang hh aaahhh..” aku sekali lagi keluar dengan hebatnya.

“aaaaahhh ahh aku juga sayaang”

Vaginaku terasa penuh dan hangat aku merasa preman itu menyemprot barkali-kali hingga lemas. Walaupun aku awalnya di perkosa entah kenapa aku menikmati kejadian tersebut dan vagina trus berkedut setiap membayangkan hal tersebut.
Share:

Cerita Dewasa Bertemu dengan Tangan Jahil

Panggil saja namaku Fella aku masih gadis dengan usiaku 23 tahun tinggi badanku 167 cm dengan berat badan 55 kg ukuran payudaraku 34 C dan profesiku adalah sebagai reposter di salah satu stasiun tv swasta, banyak orang yang bilang Fella cantik kulitnya putih sehingga masuk dalam dunia entertainment mudah.Sebagai seorang reporter yang pastinya sering muncul menyapa pemirsa di layar kaca, tentunya membuat Fella meraih popularitas sehingga banyak orang mengenalinya.


Banyak hal yang dirasa menyenangkan bagi Fella karena popularitas yang didapatnya, diantaranya pada waktu keluar berjalan-jalan, banyak orang yang mengenalinya dan tersenyum kepadanya serta menyapanya, bahkan hingga meminta tandatangannya.

Namun, jika ada hal-hal yang positif tentu saja ada pula yang negatif, diantaranya banyak lelaki yang suka bersiul ketika ia lewat, seringkali hampir dicolek oleh tangan jahil lelaki iseng dan mupeng , hingga yang baru saja terjadi, ada yang nekad mencari kesempatan untuk mengintip Fella kala sedang berganti pakaian di dalam kamar pas di sebuah department store di dalam sebuahpusat perbelanjaan, sialnya pelakunya tidak berhasil tertangkap tangan.

Sebagai seorang reporter, tentunya Fella sering meliput berita di sana-sini, lumayanlah itung-itung sekalian jalan-jalan sembari shopping, begitu pikirnya. Terhitung hampir semua daerah, dari Sabang sampai Merauke sudah pernah disinggahinya kala melakukan rutinitasnya sebagai seorang reporter televisi.

Walaupun begitu, ia jarang mendapatkan kesempatan untuk melakukan liputan ke luar negeri sehingga suatu saat, ketika atasannya memberikan kesempatan kepadanya untuk meliput berita di Jepang, Fella girang sekali dan langsung memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut.

Walaupun tahu bahwa harga-harga di Jepang sangat mahal, ia juga telah menyiapkan anggaran untuk belanja. Di Jepang nanti, Fella ditugaskan untuk meliput sebuah festival adat di Jepang beserta segala keunikannya.

Hari yang dinanti-nantikan tibalah juga. Fella berangkat ditemani oleh Nina, seorang camera person dari XX tv ke Jepang. Nina berusia dua tahun lebih muda dari Fella, tinggi badannya sepantaran dengan Fella namun sedikit lebih kurus dengan payudara yang lebih kecil 34A, gayanya modis, dan rambutnya seringkali bergonta-ganti warna, kali ini ia mengecat rambutnya dengan warna cokelat kemerahan, menambah cantik penampilannya yang juga berkulit putih.

Mereka menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan dalam negeri karena memang maskapai dalam negeri tidak dicekal di Jepang seperti halnya yang dilakukan oleh negara-negara Uni-Eropa.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, tibalah Fella dan rekannya di bandara internasional Narita.

“Lo kenapa Nin?”, tanya Fella pada kawannya. “Kok kelihatannya lesu gitu?”

“Ya ialah, lama banget tuh perjalanan tadi, lo sih enak, molor terus!”

Ucapan temannya tersebut hanya ditanggapi dengan tawa oleh Fella, karena memang selama perjalanan menuju Jepang, ia lebih banyak tidur, bukan karena fasilitas pesawat yang nyaman, namun lebih dikarenakan balas dendam, balas dendam? Lho? Memang, seminggu terakhir sebelum berangkat ke Jepang, ia terus melakukan liputan berpindah-pindah kota untuk sebuah program wisata belanja, hal itu dilakukannya untuk mengejar deadline dari pimpinan redaksi.

Selama di Jepang, rencananya Fella dan Nina akan tinggal di rumah Wiwin, kawan akrab Fella kala masih duduk di bangku SMU, Wiwin sekarang bekerja sebagai seorang designer dan tinggal dekat kawasan Shibuya. Hal ini juga merupakan suatu kebetulan bagi Fella karena Shibuya memang terkenal dengan wisata belanja, kegemaran utama Fella.

Setibanya di kediaman Wiwin, Fella dan Nina langsung memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu seusai perjalanan panjang dari Indonesia, malam harinya Fella mengajak wiwin untuk mengantarnya berbelanja keesokan harinya.

“Win, besok selesai liputan, lo anterin gue shopping yuk, gue kan disini cuman dua hari”.

“Aduuuh, sorry tan, gue besok ada meeting sama klien, enggak bisa ditinggalin. Plus sorenya gue ketemuan sama cowok gue. Emm, lo ditemenin sama si Nina aja ya? Ntar gue kasih tahu tempat-tempat yang barangnya bagus dan murah.”

“Yah, si Nina kan sama aja kaya gue, awam sama daerah sini, lo gimana sih?”

“Iya, iya, soriii banget tapi gue betul-betul nggak bisa, lagian transportnya gampang kok, naik KRL sekali juga nyampe.”

“Mmm….. ya sudah deh engga apa-apa kalau begitu.” Jawab Fella dengan muka masam. “Eh, omong-omong cowok lo cakep ga?”

“Yaa, itu khan relatif, tapi umurnya udah jauh lebih tua, ada terpaut limabelas tahunan sama gue, lumayan tajir lagi.”

“Gila lo, sekarang kok seleranya berubah, seneng sama om-om, hahahaha.” Merekapun bercanda hingga merasa mengantuk dan beristirahat kemudian.

Keesokan harinya, Fella dan Nina menyelesaikan liputan berita untuk XX tv dengan lancar, merekapun kembali terlebih dahulu ke tempat Wiwin untuk meletakkan kamera dan berganti pakaian. Fella dan Nina sepakat kompakan memakai rok span berwarna senada, hitam, sehingga tampak kontras dengan paha keduanya yang putih mulus.

Nina memadukan roknya dengan blouse putih, sedangkan Fella memilih mengenakan kemeja berwarna krem, mereka berdua mengenakan mantel bulu karena udara yang lebih dingin dibanding di tanah air.

Berdua, mereka berangkat naik taksi ke stasiun dan kemudian membeli tiket kereta rel listrik, tak lama menunggu, keretapun datang dan mereka segera naik.

Sementara itu, di tempat kerjanya, Wiwin tampak teringat sesuatu dan mengangkat ponselnya, hendak menelepon Fella, namun, “astaga, dia belum ganti nomor lokal, enggak bisa dihubungi deh.” Kata Wiwin dalam hati dengan wajah yang tampak kebingungan karena hendak memberitahukan sesuatu pada Fella namun tidak bisa dilakukan.

Di dalam kereta, Fella dan Nina ternyata tidak dapat menemukan tempat duduk yang kosong, sehingga keduanyapun memutuskan untuk berdiri sambil berpegang pada pegangan yang sengaja dibuat untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk.

Lima menit berlalu, sambil berdiri, Nina dan Fella baru menyadari bahwa hampir seluruh penumpang di gerbong tersebut adalah laki-laki, hanya ada dua wanita tua yang sedang terlelap duduk di ujung gerbong. Perhentian berikutnya, beberapa penumpang turun, Fella dan Nina mencoba mengambil kesempatan untuk duduk, namun keduluan oleh beberapa penumpang lain yang sedari tadi juga berdiri.

Segerombolan penumpang baru juga masuk, dan seluruhnya pria. Space untuk berdiri pun kian sempit, sehingga Fella dan Nina hampir dikelilingi oleh gerombolan pria yang bau naik tadi.

“Yah, sial, berdiri lagi deh.” Ujar Fella yang diamini oleh Nina.

“Liat deh, penumpangnya laki semua tapi nggak ada yang gentleman, ngasih tempat duduk kek buat makhluk-makhluk cantik, ha2.” Canda Nina yang disambut tawa renyah Fella.

Sesaat setelah itu, terdengar suara seseorang dibelakang mereka, dari nada bicaranya nampaknya bertanya sesuatu kepada mereka. Merekapun menoleh mencari si sumber suara. Tampak dihadapan mereka seorang bapak berwajah ramah, jika ditaksir, kira-kira umurnya empatpuluhan. Ternyata orang tersebut yang memanggil tadi.

“Ima nanji desu ka?”

Fella dan Nina sama-sama bengong karena sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja diucapkan pria tersebut.

Seolah mengerti bahwa yang diajak bicara tidak mengerti bahasanya, bapak tersebut mengulangi pertanyaannya.

“Ano, What is da time?” Ujarnya dengan bahasa Inggris sekenanya sambil menunjuk pergelangan tangannya sendiri.

Fella dan Nina baru mengerti apa yang ditanyakan tadi ketika si bapak berwajah ramah mengulangi pertanyaannya dalam bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya salah (yang benar what time is it?).

Untungnya Fella sudah mencocokkan jam tangannya dengan waktu setempat. Ia pun memperlihatkan jam tangannya kehadapan bapak itu agar dapat melihat sendiri pukul berapa sekarang. Bapak itupun manggut-manggut setelah melihat jam.

“Domo arigato gozaimasu” Ucapnya sambil tersenyum. Kalau yang ini Fella mengerti bahwa artinya terima kasih, ia pun membalas senyuman bapak itu, sementara Nina hanya memperhatikan dari tadi.

Sebelum sempat membalikkan badan, Fella merasakan ada tangan yang menyenggol paha bagian belakangnya. Ia pun berbisik kepada Nina, “Nin, tadi kayak ada yang nyolek gue deh.”

“Masa? Kok sama, tadi juga kayak ada yang nyenggol pantat gue.” bisik Nina.

“Ya udahlah, mungkin kebetulan saja, kereta ini kan bergerak terus jadi mungkin ada yang badannya jadi gak seimbang dan gak sengaja nyenggol.” tukas Fella. Nina pun mengiyakan ucapan temannya itu dan bersikap santai saja sambil menunggu kereta sampai di tujuan.

Belum ada lima detik dari senggolan pertama tadi, kembali Fella merasakan rabaan pada pantatnya, kali ini bukan lagi menyenggol, namun terasa sedikit meremas. Terkejut, Fella pun berusaha menepis tangan itu.

Merasakan gelagat yang tidak baik, Fella mengajak Nina menjauh dari tempat berdiri mereka sekarang. Namun belum sempat mereka bergerak, ada tangan-tangan yang mencengkeram lengan mereka berdua sehingga mereka tidak dapat bergerak kemana-mana.

Disaat bersamaan, kedua wanita cantik itu merasakan tangan yang menjamah tubuh mereka kian banyak. Ada yang meremas-remas pantat mereka dan ada yang naik meraba payudara mereka. Merekapun berusaha meronta melepaskan diri dari situasi tersebut, tangan keduanya bergerak menepis tangan-tangan jahil itu. Namun apa daya dua pasang tangan melawan tangan-tangan sebanyak itu.

“Ehh, apa-apaan ini!” teriak Fella. Namun ia menyadari tidak ada yang paham ucapannya. Ia pun berusah menggunakan bahasa Jepang sebisanya. “Ieee, bageroooo! Emph….” Sebelum sempat meneruskan teriakannya, ada tangan kokoh membekap mulutnya dari belakang sehingga ia tak lagi mampu berkata-kata.

Semakin lama, jamahan dari tangan-tangan itu kian mengarah ke paha bagian dalam Fella. Ia pun berusaha mengatupkan kedua kakinya sehingga tangan-tangan itu tidak dapat menjangkau bagian vitalnya.

Namun usaha itu sia-sia karena tangan-tangan lain sudah mencengkeram dan merenggangkan kakinya sehingga posisinya terbuka dan tangan-tangan jahanam itu dapat leluasa bergerak menuju vagina Fella yang masih tertutup g-string seksi warna hitam.

“Mmh…. hhhh” Fella hanya bisa sedikit mendesah, dalam keadaan mulutnya disumpal telapak tangan seseorang dibelakangnya. Fella mencoba melihat dimana posisi Nina, tapi ia tidak dapat melihat temannya itu, di sekitarnya hanya ada segerombolan laki-laki.

Perlahan, tangan-tangan tersebut mulai membuka kancing kemeja krem Fella. Fella pun berusaha meronta sebisanya, namun hal tersebut hanya membuat pertahanannya lebih longgar karena berikutnya, mantel bulu yang dikenakannya berhasil direnggut oleh seorang laki-laki anggota gerombolan itu.

Kini, Fella masih berpakaian lengkap minus mantel bulunya, namun kancing kemejanya sudah terbuka seluruhnya, memperlihatkan payudara Fella yang sekal dan hanya ditutupi oleh bra berwarna putih. Tangan-tangan yang menjamahnya seolah semakin menggila dengan keadaan tersebut.

“Mmm…!”, terdengar suara teriakan tertahan Fella. Rupanya ada yang meremas-remas payudara Fella dengan keras sehingga ia berteriak tertahan. Berikutnya, dengan sekali hentakan, robeklah bra putih yang dikenakan Fella memperlihatkan dua gundukan indah dengan puting berwarna kecokelatan. Kini, tubuh bagian atas Fella sudah terbuka dan hanya menyisakan kemejanya yang seluruh kancingnya sudah terbuka.

Melihat pemandangan tersebut, seorang diantara gerombolan tersebut bergerak maju dan mulai memainkan puting payudara sebelah kanan Fella, sementara mulutnya mulai ‘menyusu’ ke payudara sebelah kiri Fella.

Yang lebih membuat Fella terkejut adalah, orang tersebut ternyata si bapak berwajah ramah yang bertanya jam tadi. Dalam hatinya Fella berkata “dasar tua cabul, tahu begini udah gue tonjok dari tadi”.

Sementara itu, tangan-tangan yang ‘beroperasi’ di bagian bawah tubuh Fella semakin berani, ada yang menarik roknya keatas sebatas pinggang, sehingga kini rabaan dan sentuhan mereka dapat langsung bersinggungan dengan kulit telanjang Fella, sebuah tangan meraba naik paha bagian dalamnya dan bersentulah dengan liang vagina Fella yang masih terbungkus g-string hitam.

Tangan itu menggesek-gesek kemaluan Fella dengan gerakan maju-mundur. Mendapat rangsangan yang demikian hebat, Fella pun mulai terangsang diluar kemauannya sendiri. Seolah mengetahui hal tersebut, tangan yang membekap mulutnya mulai mengendurkan pegangan dan perlahan melepaskan bekapannya. Fella tak lagi berteriak-teriak, mungkin karena sudah terlampau lelah meronta, disamping itu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia menjadi sangat terangsang dengan keadaan ini.

Tanpa disadari oleh Fella, ternyata g-stringya sudah tidak berada ditempatnya semula, entah kemana, memperlihatkan vaginanya yang dihiasi bulu-bulu kemaluan yang dicukur rapi, sehingga tangan yang tadinya hanya menggesek-gesek kemaluannya, perlahan mulai memainkan jari-jarinya diatas klitoris Fella.

Fella terangsang hebat diperlakukan seperti ini, namun ia tidak ingin semua laki-laki dihadapannya tahu bahwa ia terangsang, karena hal tersebut pasti akan membuat mereka merasa senang dan puas. Iapun mencoba menutupinya dengan mengatupkan bibir mungilnya rapat-rapat dan mencoba untuk tidak bersuara, apalagi mendesah.

Namun cobaan terasa semakin sulit bagi Fella, selanjutnya, jari tengah si bapak berwajah ramah digerakkan keluar-masuk di dalam liang vagina Fella, didalam vaginanya, jari itu sedikit ditekukkan sehingga mengenai g-spot milik Fella. Fella semakin tidak kuasa menahan gejolak birahi yang dahsyat, mulutnya tetap ditutup rapat-rapat, namun sesekali terdengar desahan tertahan. “Emmh… hhh”.

Gerakan jari itu kian lama kian cepat sehingga pertahanan Fella yang mati-matian berusaha tidak menunjukkan ekspresi kenikmatan akhirnya bobol juga.

“Mmhh… aa… aaaaaahh!!” Teriakan itu disertai getaran hebat, ia menggelinjang menerima orgasme pertamanya. Cengkeraman tangan dari para lelaki yang sedari tadi memegangnya kuat-kuat, akhirnya dilepaskan. Fella terduduk lemas, tubuhnya terasa panas terbakar gejolak birahi.

Perasaannya bercampur aduk, antara malu, terhina, marah dan nikmat. Hanya sekitar lima-enam detik kemudian, tubuh Fella kembali diangkat oleh para lelaki Jepang tersebut, namun kali ini beberapa orang diantara mereka sudah melorotkan celana masing-masing, memperlihatkan penis masing-masing yang sudah tegak mengacung.

Mengetahui apa yang akan dilakukan gerombolan lelaki itu, Fella coba berontak dengan menggunakan tenaganya yang tersisa, namun seorang diantara gerombolan itu, tubuhnya kurus dan agak tonggos, meremas kedua payudaranya kuat-kuat sehingga Fella merintih kesakitan dan mencoba menepis tangan itu dari atas payudaranya.

Disaat bersamaan, pinggang Fella ditarik kebelakang oleh si bapak berwajah ramah yang langsung menancapkan penis 15cm-nya kedalam vagina Fella dengan sekali hentakan keras. Bless, masuklah penis itu disertai teriakan panjang Fella yang baru pertama kali dimasuki oleh penis laki-laki. Bapak itu memompa tubuh Fella dengan cepat.

“Plok…plok”, begitu bunyi yang terdengar ketika paha bapak itu beradu dengan paha bagian belakang Fella. Para lelaki yang lain tidak hanya diam saja, sebagian menjamah bagian-bagian sensitif Fella dengan leluasa, sebagian lagi terlihat mengocok penisnya sendiri, dan ada pula yang meraih tangan Fella, dan memaksa Fella untuk mengocok penisnya.

Ada seorang lagi yang berperawakan pendek memasukkan penisnya kedalam mulut Fella dan menggerakkannya maju-mundur. Sehingga sekarang, Fella dalam posisi setengah membungkuk dan disetubuhi dari arah depan dan belakang tubuhnya.

Lima belas menit berlalu, lelaki yang penisnya dikocok oleh tangan mungil Fella, tampak tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme dan berejakulasi sesaat kemudian, crott!! spermanya muncrat dengan deras dan sebagian mengenai wajah Fella.

“Ah…. ahhh”, Fella mendesah seriap kali penis si bapak masuk dengan dalam di vaginanya. Lima menit kemudian, tubuh Fella bergetar hebat, ia mendapatkan orgasme keduanya. “Aaaa.. aaahh!!” Desahnya.

Tidak berapa lama, penis didalam mulut Fella menyemburkan spermanya. Membuat Fella gelagapan dan tersedak sehingga sebagian sperma itu tertelan olehnya, sementara sebagian lagi meleleh keluar dari bibit indahnya.

Si bapak yang memompa vagina Fella rupanya kuat juga, masih belum menampakkan tanda-tanda akan keluar. Bapak itu rupanya pandai memainkan tempo, terkadang kocokan penisnya dipelankan dan terkadang cepat.

Tampaknya ia benar-benar ingin menikmati jepitan vagina Fella sepuasnya. Sepuluh menit kemudian, cengkeraman tangan bapak itu di pinggang Fella tiba-tiba mengeras, bapak itupun mulai setengah mendesah.

“Hhhh…. ah..” Fella tahu bahwa orang dibelakangnya ini akan segera berejakulasi, iapun mencoba menarik badannya ke arah depan sehingga rahimnya dapat diloloskan dari semburan sperma bapak brengsek itu, namun sia-sia, baru setengah penis yang bisa dikeluarkan dan “Aaaaaahh” Crott, crott, crott! Sperma bapak itu keburu keluar membanjiri bagian dalam vagina Fella. “Aah, sial, damn..” gerutu Fella dalam hati karena bapak itu keluar didalam vaginanya.

Tubuh Fellapun digeletakkan di atas lantai kereta dan dikelilingi tiga orang lelaki lagi yang dengan irama cepat mengocok sendiri penis masing-masing di depan wajah Fella, dan beberapa saat kemudian berejakulasi dan menyemburkan sperma masing-masing di wajah Fella.

Para lelaki itupun meninggalkan Fella terkulai diatas lantai kereta dalam keadaan telanjang bulat dengan hanya mengenakan kemeja warna krem yang sudah kusut dan basah oleh peluh dan sperma. Payudaranya dipenuhi bekas-bekas remasan dan cupangan yang berwarna kemerahan.

Dalam keadaan lemas, ia mencoba mencari Nina yang sejak tadi tidak terlihat. Rupanya, Nina mengalami hal yang sama dan ditinggalkan tergeletak lemas bermandikan keringat dan sperma. Tidak ingin berlama-lama dalam keadaan demikian

Fella segera berdiri, mengelap keringat dan sperma disekujur tubuhnya dengan bra putihnya yang sudah robek, kemudian mengancingkan kembali kemejanya dan menurunkan roknya kembali, Fella kemudian mengajak Nina yang juga sudah merapikan diri, untuk keluar dari kereta dan mengajaknya untuk kembali saja ke tempat Wiwin. Kejadian barusan membuat hasrat belanjanya hilang.

Setibanya mereka di rumah Wiwin, merekapun mandi membersihkan tubuh masing-masing dari sisa-sisa persetubuhan yang baru saja dialami. Kemudian mengistirahatkan tubuh masing-masing. Sorenya, bel depan berbunyi, rupanya Wiwin sudah pulang.

Nina yang membukakan pintu. setelah masuk kedalam rumah, Wiwin menanyakan keadaan kedua temannya itu. Fella dan Nina pun menceritakan hal yang tadi mereka alami di kereta sehingga mereka berdua membatalkan niat belanjanya.

“Waduh, gue minta maaf bener. gue lupa kasih tahu kalian, sebenarnya ada kereta khusus untuk penumpang wanita di sini, karena emang banyak kejadian begini sebelumnya.”

“Yah, lo kok enggak kasih tahu kita dari kemarin sih Win? Kalau tahu, kan kita enggak bakal diperkosa begini.”

“Iya, iya, gue bener-bener mohon maaf.” Ucap wiwin. “Eh iya, kalian mau enggak, gue kenalin sama cowok gue? Kebetulan tuh, sebentar lagi kesini.”

Fella dan Nina mengiyakan tawaran itu karena memang penasaran seperti apa muka pacar si Wiwin.

Beberapa saat kemudian, kembali terdengar bunyi bel. Wiwin beranjak keluar. Saat kembali kedalam rumah, ia berjalan bersama sesosok pria. Fella terkesiap. Astaga, ternyata si bapak berwajah ramah…..
Share:

Cerita Dewasa Yuni Merasakan Banyak kehangatan

Kisah ini aku tulis karena aku memliki pengalaman dengan temanku , dimana kami selalu kumpul bersama katakanlah kita punya geng , kami bertiga kompak akan seks selalau berfantasi dengan seks, pertama kita kenal seks dengan mencoba seksual dengan salah satu wanita, tapi malah meme=buat kita ketgihan dengan lubang memek sampai sekarang.


3 orang temanku adalah Mira, Jo dan Deni. Mira adalah satu2nya teman kami yang perempuan tapi dia mahir ilmu hipnotis. Awalnya cuma ide iseng untuk menghipnotis wanita cantik untuk kemudian kami garap secara seksual beramai-ramai dan kami bikin dokumentasinya. Sekedar untuk bersenang-senang. Sebelum akhirnya ini jadi kegiatan rutin kami.

Namaku Anton, umur 30 tahun. Aku dan 3 temanku sering melakukan kegiatan ini untuk senang-senang dan mengisi waktu luang. Mira biasanya jadi orang pertama yang mendekati korban. Maklumlah selain diajago hipnotis, dia juga perempuan. Jadi kalau dia PDKT, korban tidak curiga.

Malam itu seperti biasa kami lagi nongkrong di sebuah kafe sekalian liat-liat siapa tau ada korban untuk memuaskan hasrat seksual kami. Tak lama Jo melihat seorang gadis duduk sendirian di pojok kafe. Ia sibuk dengan blackberry nya.

“wah ada mangsa ni kayaknya” bisik Jo padaku.

Kami semua menoleh ke arah gadis itu. Penampakannya biasa saja. Memakai t shirt dan celana jins. Wajahnya berparas manis, dengan rambut sepundak. Usianya kutaksir sekitar 25 tahun. Tapi bodynya lumayan seksi dan berisi. Setelah rembukan kami sepakat untuk menunggu bebrapa saat lagi. Siapa tahu dia sedang menunggu temannya.

30 menit hampir berlalu, gadis itu masih duduk sendirian. Akhirnya kami sepakat bahwa inilah mangsa kami malam itu. Mira seperti biasa menjalankan aksinya. Ia nyamperin gadis itu, kenalan dan mengajaknya ngobrol ngalor ngidul, entah apa yang dibicarakan mereka tapi kini mereka tampak akrab ngobrol.

Tak lama, Mira mengirim aku BBM. “aman” katanya. Itu berarti kami harus segera cari kamar di hotel yang letaknya tak jauh dari kafe. Tepat di seberang kafe ini. kami pun bergegas. Aku, Jo dan Deni segera mengurus cekin di kamar hotel tersebut.

Komunikasi kami dengan Mira terus berjalan melalui BBM. Dari BBM Mira, kami ketahui gadis itu adalah karyawati bernama Yuli, usia 27 tahun dan tidak sedang menunggu siapa-siapa. Dengan kemampuan hipnotisnya, Mira dengan mudah mengorek informasi soal Yuli.

20 menit kemudian semuanya sudah siap. Dengan segala ilmu sirepnya akhirnya Mira berhasil membawa Yuli ke hotel. Kami semua sudah siap di kamar. Pintu diketok dan masuklah Mira dan Yuli. Dari penampakannya, Yuli memang berwajah cantik. Senyumnya manis, kulitnya putih bersih. Aku tak sabar membayangkan apa yang ada dibalik kaos dan celana jinsnya. Dari luar saja bodynya sudah keliatan seksi.

Biasanya dalam mengerjai korban, kami menghipnotis korban untuk mau jadi model bintang iklan atau sinetron. Dengan dalih wawancara, korban kami buat tak sadar untuk menuruti semua kehendak kami melampiaskan nafsu seksual kami.

Yuli yang cantik itu duduk di kursi samping kasur. Wawancara kami mulai. Kamera video aku arahkan padanya dan mulai merekam.

“udah punya pacar belum Yul?” tanyaku

“lagi nggak ada, dulu pernah punya tapi sekarang putus,” kayanya sambil senyum manis.

“wah secantik ini kok masih sendiri?”

Yuli cuma tersenyum saja tak menjawab.

“sama pacarnya sudah pernah ngapain aja? pasti udah pernah ciuman dong?” tanyaku menggoda.

“iya pernah… kami rajin ML juga kok tiap bulan” jelasnya

“wah udah pengalaman dong ni?… posisi ML yang paling suka apa Yul?”

“mmmm…aku suka banget doggy dan dijilatin vag|na aku. Rasanya enak banget.” Yuli bercerita tanpa canggung sedikitpun. Maklum saja ia sedang dibawah pengaruh hipnotis Mira.

Setelah sedikit sesi wawancara basa basi yang menggoda, Yuli aku suruh duduk di ranjang. Tapi sebelumnya Jo menyuruhnya untuk melepas celana jinsnya. Yuli pun menurut karena masih berada di bawah pengaruh hipnotis Mira.

Ia memelorotkan jins nya dan tampak pahanya yang mulus dan sekel itu. Ia memakai cd warna abu abu yang keliatannya juga sudah agak kendor kaena agak melorot posisinya. Belahan pantatnya sedikit keliatan. Membuat penisku mulai menegang keras.

Jo mengambil alih kamera. Aku yang akan kerjain Yuli di ranjang. Sambil masih ngajak ngobrol, aku mulai meraba pahanya yang mulus itu.

“kamu cantik dan seksi sekali ya, mantan pacarmu pasti puas banget dulu ML sama kamu” kataku

“nggak mas dia justru lari ke perempuan lain yang katanya lebih seksi” kata Yuli

“ah mana mungkin.. kamu juga seksi kok. Coba buka bh kamu” kataku.

Yuli pun melepas kaosnya dan juga bh nya. Kini tampaklah payudara seksi ukuran 34c menggantung di dadanya. Aku tak buang kesempatan. aku segera remas remas sambil mengecup puting susunya yang mengacung runcing itu.

“tuh toket kamu aja seksi banget. Boleh ya aku cium cium lagi” godaku

Yuli hanya mengangguk sambil tersenyum. Desahan nikmat segera keluar dari mulutnya saat aku mulai menjilati toketnya sambil sekali sekali menggigit kecil putingnya. Tanganku mulai turun ke pahanya dan mulai mengelus elus vaginanya yang masih tertutup cd.

“oooohhhh…yyeeeaaa..” Yuli mendesah keenakan dengan pasrah.

Tanpa sadar, Yuli kini mulai membuka kedua belah pahanya. Aku pun leluasa mengorek memeknya sambil menyusupkan tanganku dibalik cd nya. Kujelajahi memeknya yang tertutup jembut yang agak tebal. Memeknya sudah sedikit basah rupanya. Dengan permainan lidahku di sekitar puting susunya dan memainkan klitoris, vag|na Yuli kurasakan semakin becek.

Tak kusia-siakan kesempatan ini. aku mulai masukan jariku ke dalam vaginanya. Ia mulai agak keras mendesah pantatnya mulai naik turun.

Cewek 27 tahun ini lumayan juga, nafsunya gede karena memeknya cepat sekali basah.

Tanpa sadar, Yuli sekarang mulai merebahkan dirinya di kasur. Aku tarik cd nya dan sekarang Yuli dalam keadaan bugil. Aku buka kedua kakinya lebar lebar. Memeknya terlihat masih rapet dan dikelilingi jembut hitam yang cukup lebat. Tak apalah, aku suka memek dengan jembut tebal.

Aku buka sedikit memeknya dan kujilati dengan ganas. Yuli semakin kelojotan. Pantatnya semakin naik turun.

“ooooooohhh…sssshhhhh…aaaaaaaaaahhhhhhh” Yuli meracau tak karuan.

Tanganku kini sambil meremas kedua toketnya. Yuli kelojotan tak karuan, kepalanya menggeleng geleng ke samping. Tangannya kini menekan kepalaku ke memeknya. Aku terus menjilatinya dengan ganas. Klitorisnya aku mainkan dengan lidahku dan kusedot sambil kadang aku gigit.

Tak lama, tubuh Yuli mengejang, pantatnya naik turun dan kedua pahanya mengapit kepalaku yang masih asyik menikmati vaginanya. Nampaknya Yuli sudah orgasme duluan. Aku segera merubah posisi. Aku kini melepas semua pakaianku. Yuli tampak bengong melihat kontolku yang sudah menegang keras dengan urat-urat dipinggirnya.

Aku menggesek-gesek kontolku pada bibir memeknya yang sudah basah membanjir. Zzllleebb.. kontolku masuk dengan mudah ke liang vaginanya. Sudah tak perawan tampaknya gadis ini. tapi dinding vaginanya masih terasa menekan dan memijat kontolku. Enak juga rasanya.

Aku memompanya pelan sambil kujilat toked Yuli yang putingnya mengacung keras. Yuli hanya pasrah dan semakin melebarkan kakinya yang mengangkang. Aku dengan leluasa menciumi lehernya, kupingnya dan mengulum bibirnya. Enak sekali rasanya memek cewek ini. aku memompa memeknya makin keras dan Yuli semakin mendesah nikmat.

Yuli melingkarkan kakinya di pinggulku dan aku semakin cepat mengocok memeknya. Tak lama kemudian spermaku keluar menyembur didalam liang vaginanya.

“wah kamu hot banget deh. memek kamu enak banget rasanya” bisikku dan Yuli hanya terengah-engah sambil tersenyum.

Selanjutnya kami mulai dengan permainan yang lebih hot lagi. Jo sebagai cameramen mengarahkan adegan berikutnya.

“Yuli, sekarang ada tes buat sinetron. Skenarionya kamu jadi korban perkosaan. Gimana, kamu bisa lakukan ini? ini penting buat casting kamu nanti” kata Jo

Yuli hanya mengangguk setuju sambil terlentang bugil di kasur.

Memeknya masih basah kena spermaku yang banyak dan kental tadi. Mira kemudian menghampiri Yuli dengan pakaian kemeja dan rok mini.

“Yuli, sekarang kamu pake baju ini ya. Ceritanya kamu karyawati yang diculik pas pulang kantor terus diperkosa sama 3 lelaki”

Yuli kemudian mengenakan pakaian itu. Meski rambutnya masih acak acakan, tapi gadis ini tetap terlihat cantik dan manis. Kini ia mengenakan kemeja layaknya cewek kantoran dan rok hitam mini. Di dalamnya ia mengenakan cd nya lagi yang sudah kendor.

“belum pernah ngerasain 3some kan?” tanyaku

“belum tuh…” Yuli senyum malu-malu, “kayak apa ya rasanya dikeroyok gitu?”

“Nah makanya tes adegan ini nanti kamu rasain aja sendiri. Nggak rugi deh. kamu pasti lulus kok asal pasrah aja nikmatin apapun yang kita lakuin dan suruh ke kamu,” jelasku. Ilmu hipnotis Mira memang manjur. Sampai saat ini Yuli masih berada dalam pengaruh sirepnya.

Adegan dimulai. Mira mengarahkan Yuli agar berakting sebagai korban penculikan untuk sedikit meronta ronta, ketakutan dan menangis. Mira kini mengambil alih kamera. Deni berpura-pura sebagai penculik Yuli. Ia menutup mata Yuli dengan kain, menodongkan pisau mainan dan menyeretnya ke kasur. Yuli pun jatuh terlentang. Aku dan Jo masih berdiri di pojokan nunggu giliran adegan main.

“heh denger ya cewek sialan, sekarang lu mau gue perkosa,” akting Deni.

Yuli pun pura pura menangis dan ketakutan. Deni segera menyerang Yuli. Ia merebahkan tubuhnya diatas tubuh Yuli dan langsung melumat bibir dan leher Yuli.

Gadis itu meronta ronta. Deni bertambah ganas sambil menarik kemeja Yuli dan terlepaslah kancing kancingnya. Dalam sekejap, Yuli sudah telanjang bulat. Deni kini melepas semua pakaiannya dan siap menggarap Yuli.

Deni kemudian mengikat kedua tangan Yuli di kedua ujung kasur. Yuli kini terlentang tangannya terikat dengan tubuhnya yang bugil. Deni melebarkan kedua paha Yuli dan langsung menghujamkan kontolnya. Aku dan Jo kemudian bergabung. Kami sudah telanjang bulat dan siap menggilir Yuli habis-habisan.

Deni memasukkan kontolnya ke dalam memek Yuli dan memompanya keluar masuk. Aku mengarahkan kontolku ke wajah Yuli dan menyuruhnya menyepong kontolku sementara Jo mengulum toket Yuli sambil meremas-remasnya.

Posisi ini kami lakukan bergantian dan bergantian pula kami menyemprotkan sperma di tubuh Yuli yang terikat itu. Setelah itu, kami melepaskan ikatan tangan Yuli dan istirahat sebentar. Mira kembali menghipnotis Yuli agar kesadarannya tidak kembali dulu.
Dalam keadaan tak sadar, Yuli kembali kami wawancara di depan kamera.

“gimana rasanya Yul? kayaknya kamu cocok nih buat casting sinetron”

“iya mas, rasanya enak kok” jawab Yuli yang kelelahan sambil bugil. Dadanya masih belepotan sperma.

“coba kasih liat memek kamu. Kita pingin liat nih” kataku

Kamera kemudian menyorot memek Yuli yang belepotan sperma. Karena dientot bergiliran, memeknya kini basah dan berwarna merah.

“iya nih… basah banget, abis kalian tadi crot di dalem si” katanya sambil senyum manis.

Setelah cukup istirahat, kami kembali membujuk Yuli untuk ngesex lagi dengan alasan casting sinetron. Yuli kini nungging dan kami menggilirnya lagi dengan gaya doggy.

Menjelang subuh, kami semua sudah puas. Yuli teler berat karena habis kami gilir habis-habisan, ia terlelap kelelahan masih dalam keadaan telanjang bulat. Dan seperti korban-korban kami lainnya, kami tinggalkan dia bugil begitu saja.
Share:

Cerita Dewasa Selalu Tegang Bersamamu

Sehabis tamat sekolah SMA aku memilih untuk langsung bekerja, factor ekonomi juga yang memaksaku begini karena untuk membantu keluargaku, ibuku hanya PRT di kampung maka dari itu aku ngebantu orangtua juga, bersyukur aku mempunyai wajah yang lumayan cakep, waktu disekolah banyak wanita yang naksir kepadaku.


Suatu hari aku melihat lowongan pekerjaan di Koran,yang menarik perhatianku adalah sebuah toko pakaian yang baru buka,mereka mencari seorang pegawai, aku berangkat ke toko itu dengan segera menggunaka sepeda motorku.

Setelah 30 menit akhirnya aku melihat sebuah toko baju, menurutku toko itu lumayan besar, akupun masuk ke sana,tak ada seorangpun kecuali seorang tante yang kira-kira berumur 50 tahunan di tempat kasir, akupun menghampirinya, aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumanku,

“Eh,nyonya,saya mencari pekerjaan” Kataku membuka percakapan

“Oh,iya, pegawai kami baru saja keluar, kamu boleh bekerja di sini”

Setelah itu nyonya itu menjelaskan padaku mulai dari peraturan, cara menyapa, cara melayani, dan lain – lain.

“Wah,kamu cepat tangkap,ya?” Kata nyonya itu sambil tersenyum

Akupun tersenyum kecil saja.Belakangan kuketahui nyonya itu bernama nyonya Leni, kulitnya berwarna putih,rambut panjang, dan wajahnya agak cantik menurutku.

“Dengar Wawan,aku mau pergi sebentar, kamu tolong awasi toko ini”

“Wah,tapi saya baru bekerja nyonya”

“Tak apa-apa,nanti akan kusuruh putriku turun menemanimu”

“Hmmmm, oke, deh” Jawabku tersenyum.

Nyonya Leni pun memanggil nama “Viya, Viya”, dari belakang pintu di sebelah kasir terdengar suara seorang gadis.

Lalu gadis itu pun keluar, sungguh aku terpesona padanya,gadis bernama Viya itu sungguh cantik,tubuhnya mungil dan agak montok,payudaranya lumayan besar,pantatnya montok berisi,kulitnya putih,rambut hitam panjang,dan senyumannya adalah senyuman termanis yang pernah kulihat,kuakui aku jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.Setelah nyonya Leni pergi,kuberanikan diri untuk menyapanya

“Hai”

“Hai,pegawai baru,ya?”

“Iya”Jawabku tersenyum

Kamipun berbincang – bincang sebentar,dapat kuketahui Viya sekarang berumur 18 tahun,ibunya adalah seorang wanita sibuk,begitu juga dengan ayahnya,jadi dia sering membantu menjaga toko,tak lama kemudian seorang pelanggan datang,akupun melayaninya secepatnya agar bisa berbincang – bincang dengan Viya,setelah pelanggan itu mendapat barang yang dia inginkan dan membayar,akupun kembali ke dekat kasir.

“Kalo jam sekarang masih sepi,Wan,nanti sekitar jam 3 baru ramai”

“Ohhh,akupun mengangguk

Harus kuakui Viya sangat asyik,semua omongan jadi nyambung,baru pertama kali ini aku menemui gadis seperti ini.

“Liv,kamu sudah punya pacar?”Tanyaku penasaran

“Belum,kalo kamu?”

“Aku juga belum”

“Oh,kita sama-sama single,dong”Katanya sambil tersenyum

Akupun tersenyum,rasanya aku ingin membalas “Kamu mau tidak sama aku?”Tapi aku tidak berani mengatakannya,jujur pertama ini aku bisa mengobrol lama dengan seorang gadis.Keringatku tak berhenti bercucuran pertanda aku gugup.

“Panas,ya?”Tanya Viya

“Hmmm,tidak,kok”Jawabku

“Hehehe,kamu keringatan,ya?”

“Iya,anggukku membalas candanya

Setelah lima menit seorang pelanggan masuk lagi,akupun melayaninya dan kembali ke Viya

“Wan,kamu asyik,ya,orangnya?”

Aku terkejut mendengarnya,ternyata leluconku yang dari tadi kuluncurkan dapat meluluhkan hatinya

“Ah,kamu juga asyik,kok”Jawabku dengan tersenyum

Cantiknya tersenyum manis, kontolku terasa tak dapat diturunkan,sangat tegang.Kami berpandangan sebentar,lalu kuberanikan diri untuk menciumnya,jantungku serasa berdegup kencang,Viya agak terkejut,tapi dia tak memberontak, kukulum bibirnya dengan mesra,kami berciuman ala French Kiss,ini adalah ciuman pertamaku.

Suasana semakin memanas,kuberanikan diriku untuk mnyentuh payudara 34 B nya,Viya agak terkejut,tapi karena terlanjur nafsu dia membiarkan tanganku bermain sambil mulutku mencumbui mulutnya,sejenak Viya memberhentikan permainanku.

“Wan, kamu kunci pintu dulu, deh, malu kalau diliat orang nanti”

Akupun melangkah dengan cepat ke pintu depan, segera kukunci pintu itu dan kuganti tanda di pintu menjadi “CLOSE”

Lalu aku segera berjalan kea rah Viya, Viya mengajakku masuk ke dalam tokonya dan dia mengajakku ke kamarnya, setelah sampai ke kamarnya di lantai 2, kuberanikan diri untuk menciumnya lagi, Viya membalas ciumanku dengan mesra.

Sementara tanganku kembali meremas payudara Viya yang sudah mengeras, setelah lima menit kuberanikan diri untuk membuka pakaianku satu persatu, saat kontolku yang besar terpampang, Viya cukup kaget dan agak jijik, ini mungkin adalah pertama kalinya dia melihat sebuah kontol, sementara selama ini aku tak pernah berhubungan badan, aku hanya mendapatkan ilmu dari film biru yang selalu kutonton.

Viya tak tahu harus berbuat apa dengan kontolku yang dari tadi sudah menegang, dia hanya memandanginya sambil kadang menyentuhnya dengan jarinya, kutuntun dia agar menunduk dan menjilat kontolku

“Ah, jijik, Wan, gak mau ah” tolaknya

“Ayo deh, Liv, entar kamu bakal merasakan kenikmatan” kataku meyakinkan

Viya akhirnya menyetujuinya entah karena dia sudah bernafsu atau terpancing kata – kataku, dia memasukkan kontolku ke dalam mulutnya, lalu dia mengulumnya dengan lembut, pertama terasa agak kaku, tapi setelah terbiasa, kulumannya terasa nikmat, membuatku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan.

Setelah puas bermain dengan kontolku Viya kembali berdiri dan tersenyum manis padaku yang semakin membuat nafsuku meningkat, kubuka bajunya dengan perlahan, dia tak menolak, malah tersenyum

Pasti dia sudah nafsu pikirku, sampai Viya telanjang bulat, kulihat pemandangan yang sungguh indah di depanku, payudaranya yang montok dengan puting berwarna pink yang sudah mengeras, sedangkan vaginanya masih berwarna merah muda, ditumbuhi bulu – bulu halus.

Akupun menjilat payudaranya dan memainkan putingnya, Viya agak kegelian, tetapi dia menikmatinya, terdengar dari desahan kecilnya dan rontaan pelannya, setelah puas dengan payudaranya, aku melakukan French kiss dengannya sbentar sambil tanganku menelusuri vagina perawannya.

Vaginanya masih mulus dan halus pertanda Viya sering merawatnya, setelah puas, akupun menuntun Viya ke tempat tidurnya, lalu kubaringkan di sana

“Apa yang akan kamu lakukan, Wan?” Tanyanya heran

web kiriman pembaca : www.tempatceritasex.com

“Aku akan menusukkan kontolku pada vaginamu, agak sakit sebentar, tapi nanti akan sangat nikmat deh” Kataku padanya

“Jangan, Wan, aku masih perawan”

Ngentot Putri Bosku Tak kudengarkan lagi kata-katanya karena terlalu nafsu, kuarahkan kontolku pada vagina Viya yang sudah basah, sementara Viya hanya bisa berkata “Jangan, Wan”, sebenarnya aku agak kasihan, tetaapi aku sudah terlanjur nafsu, kumasukkan kontolku perlahan pada vaginanya yang basah.

Viya berteriak dengan keras saat kupaksakan masuk kontolku, kontolku sulit masuk karena vagina Nia masih sempit, saat kumasukkan perlaha, wajah cantik Viya mengeluarkan air mata dan Viya mendesah kesakitan.

Akhirnya setelah lima menit, seluruh kontolku masuk dalam vaginanya, seperti yang kuduga, Viya merasakan kenikmatan luar biasa, saat semula dia meronta, dia kini sudah tenang dan menikmati permainanku, kutusukkan secara perlahan lalu semakin cepat,

“Ahhh, Wan, enak, Wan, ahhh, terusin, Wan, Akkkhh”

Kurasakan kontolku seperti dipijit oleh vaginanya, sangat nikmat terasa sehingga aku memejamkan mataku menikmati kenikmatan itu, kuteruskan memajumundurkan kontolku pada vaginanya yang sempit, Viya mendesah kecil sambil memejamkan mata, air mata masih mengalir di pipinya sementara tubuhnya berkeringat.

Saat kulihat wajahnya yang berkeringat, entah kenapa aku semakin nafsu, sehingga kucepatkan tusukanku yang membuat Viya mendesah semakin keras, sementara kontolku dipijat dengan lebih keras oleh vaginanya.

“Akkkhh, Ssssst, ahhhhh, Wan, enak, Wan, Ahhhh”Begitulah kata yang muncul dari mulut Viya pertanda dia suka dengan permainanku.

Stelah 20 menit kurasakan kenikmatan itu, Viya mengalami orgasme hebat, cairan hangat keluar dari vaginanya, akupun mencabut kontolku, lalu kukocokkan dengan cepat di depan wajahnya, spermaku berceceran di wajahnya

Viya pun terbaring lemas, semula aku kasihan karena dia sudah capek, tapi setelah melihat tubuhnya yang dipenuhi keringat yang memancing nafsuku, akupun berniat melanjutkannya.

Aku segera duduk di tempat tidur, lalu kutuntun tubuhnya agar vaginanya pas di atas kontolku, setelah mencapai posisi ideal, akupun memasukkan kontolku ke dalam vaginanya yang masih basah, kudengar Viya mendesah kecil saat kontolku berhasil masuk lagi ke dalam vaginanya.

Lalu kunaikturumkan tubuh mungilnya semakin cepat sehingga desahan Viya semakin keras, rambut panjangnya kadang menyentuh wajahku, kurasakan kontolku dipijat oleh vaginanya lebih keras dari tadi, itu malah membuatku merasa semakin nikmat,

“Ahhh, Wan, terusin, Wan, Ahhh, lebih cepat lagi, Wan”

“Oke, sayang”

Kucepatkan frekuensi tusukanku yang menambah kenikmatan pada Viya, dia mendesah dengan kenikmatan

“Ahhh, Wan, nikmat banget, Wan, Ahhhh, Ssssst”

Sementara aku baru kali ini merasakan kenikmatan seperti ini, pijatan pada kontolku sangat nikmat, membuatku mendesah kecil sementara tubuhku tak berhenti mengeluarkan keringat, setelah 20 menit kunaikturunkan kontolku pada vaginanya.

Vagina Viya kembali mengeluarkan cairan hangat, kubaringkan tubuhnya yang sudah lemas lalu kukeluarkan spermaku di dadanya, kamipun terbaring lemas dan berpelukan dalam keadaan telanjang.

“Gimana, Liv?Enak, gak?” Tanyaku

“Wah, enak banget, Wan, baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti ini, terima kasih, ya?” Dia berkata sambil tersenyum padaku

“Aku yang berterima kasih, Liv” Kataku membalas senyumannya

Kamipun segera membersihkan diri, kulap bekas darah perawan Viya, lalu kami mandi bersama dan kembali menjaga toko, di depan toko sudah berjejer beberapa pelanggan.

Akupun segera membuka pintu dan mmpersilahkan mereka masuk, aku dan Viya melayani mereka, sampai jam 05.00 Nyonya Leny pulang, dia suka dengan cara kerjaku, dan dia menerimaku menjadi pegawai tetap.

Aku masih meneruskan bercinta dengan Viya pada saat jam sepi dan seperti tak terjadi apa – apa, aku sungguh beruntung bekerja di toko ini, dan Viya adalah wanita tercantik dan terhebat yang pernah kutemui.
Share:

Cerita Dewasa Tubuh Eva Menungging

Malam hari saat aku bertugas untuk memasang sound di tempat berbeda setelah satu tempat sudah selesai aku bergegas untuk memasang ke tempat kedua, namun aku tidak bisa menemukan rekan saya Mr. P yg bertugas menyetir mobil.


Aku telepon HPnya dan dia bilang segera siap, tapi 30 menit berlalu tidak juga muncul batang hidungnya. Tiba-tiba HP saya berbunyi dan Mr. P dgn suara terburu-buru minta pertolongan saya “Wir, gua lagi diparkiran ada masalah nich, tolong bantuin gua!”

Aku bergegas ke tempat yg dimaksud, parkiran gelap di lokasi yang sudah sepi. Tampak sebuah mobil sedan, Suzuki Baleno warna Champagne dikerubuti oleh satpam.
Rupanya teman aku ini ketangkap basah sedang berduaan dengan seorang wanita di dalam mobil tersebut. Temanku bersumpah kalau mereka tidak melakukan apa-apa, tapi rasanya agak mustahil, karena ketika kulihat di dalam mobil wanita yg bernama Eva tampak sedang mengenakan rok yg super mini sehingga memamerkan pahanya yg sangat mulus…. Glek!

Singkat cerita masalah itu aku bereskan dgn tuntas tanpa keributan berkepanjangan. Itu juga awal aku mengenal Eva, wanita yang sudah bersuami, yang cukup mapan dgn 3 org anak. Usia masih di awal 40-an tapi tampak sangat segar dan cantik karena dia suka olah raga; senam dan fitness.

Sejak saat itu aku sering bertemu dengan Eva, bermula dari telepon kemudian janji ketemuan untuk makan siang bersama dsb.

Pernah kucoba menggoda dia tapi sangat sulit karena (katanya) dia tidak pernah melakukan hubungan selain dengan suaminya (ehm, bgmn dgn kejadian di parkiran waktu itu??? Munafik??? Yes…. Jual mahal??? Mungkin…)

Singkat cerita sekitar 2 tahun berlalu sejak perkenalan pertama kami, lebaran 2009, Eva telepon kalo dia ada masalah dengan lap topnya dan minta tolong kepada aku untuk melihat dan kalau bisa membenarkannya. Kami buat janji hari dan waktunya.

Akhirnya hari itu tiba, Eva minta aku datang ke rumahnya di Villa Melati Serpong pagi itu, Suaminya sedang ke kantor dan anak-anaknya sudah berangkat sekolah. Pembantunya belum ada yang datang.
Ketika aku datang dia sedang membersihkan rumah dengan menggunakan daster, tampak cantik dan segar seperti biasanya walaupun tanpa make up.

Aku di suruh melihat-lihat lap topnya sementara dia pergi mandi. Setelah dia mandi, langsung kuminta dia melihat lap topnya dan melihat kalau masalah di lap topnya sudah kubereskan.

Sambil melihat-lihat dia berkata, “gua pegel nich Wir…” seraya memegang pundaknya.

“sini saya pijitin…mau?” Tanyaku menawarkan jasa.

“kamu ngak keberatan?” Tanya dia sambil menengadah menatapku yg berada di belakangnya, mulut kami berciuman erat (kami sudah sering berciuman).

“no problem” kataku, lalu mulailah tanganku memijat pundaknya, lehernya dan punggungnya. Tampaknya dia menikmati setiap pijitanku.

Muncul ide nakalku, kuulurkan tanganku melalui bawah ketiaknya dan meraih payudaranya lalu memijatnya dgn lembut. Eva membiarkan sambil mendesah.

Mulut kami kembali berciuman dengan erat. Lalu mulai kuputar posisi duduknya sehingga menghadap kepadaku.

Kubuka kaos nya dan dia membiarkannya, BH-nya pun ku tanggalkan dan kukecup payudaranya yang sekal itu, kuhisap dan kujilati putingnya membuat dia mendesah-desah.

Ketika hendak kubuka celana pendeknya dia sempat menolak tapi kuyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja, akhirnya tanggal juga celana pendeknya dan celana dalamnya, tampak selangkanganya dihiasi bulu-bulu tipis.

Kuciumi pangkal pahanya terus keselangkangannya, lalu kujilati vaginanya membuat dia menggeliat-geliat sambil mengerang.

Setelah puas menjilati memeknya (katanya dia orgasme saat kujilati memeknya tersebut), aku berdiri dan membuka celanaku dan kusodorkan penisku kewajahnya, dengan segera Eva menyambutnya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Eva mengulum, menjilati dan mengisap-isap penisku samapi aku merasa tidak tahan.

Segerakutari tubuhnya ke depan kamar mandi kubungkukkan badannya menghadap ke wastafel sehingga posisi tubuh Eva seperti menungging, lalu segera ku masukkan batang kemaluanku ke dalam kemaluannya.

Kami kemudian bergumul di atas lantai di depan kamar mandi. Memeknya begitu nikmat menjepit batang kemaluanku seperti mengisap-isap. Mantap banget.

Akhirnya kami orgasme, kusemburkan air maniku di dalam memeknya, nikmat sekali.

Kami mengatur nafas sebentar lalu segera berpakaian, karena takut tiba-tiba ada yg datang.

Setelah hari itu kami sempat melakukannya lagi di mobil Eva yg diparkirkan di depan hotel Santika Serpong.

Eva memang top, sayang agak jual mahal dan munafik aja…..wkwkwkwkwkwkwk….
Share:
Copyright © majalah dewasa-Cerita sex-prediksi togel -berita-bandar togel terpercaya | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com